PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MANUSIA
PERKEMBANGAN
PENGETAHUAN MANUSIA
DIAN
RAUDA T. ADAM
WAWAN
SUPRIANTO NADRA
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Ilmu
Pengaetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya,
alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu
seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin
tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api,
angina, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke
tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat
dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana
dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang
pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan
itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap.
Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau
akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk
kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang
zaman.
Bagaimana
dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari
satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang
yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak
dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu.
Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama
yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang.
Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah pengetahuan
dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan bagaimana caranya membuat
sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam
sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun
pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana
dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan
monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam
sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang
oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai Idle Curiousity atau Instinct Instink
itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian
hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana
dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan
berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu
sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan
kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu
tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu. Manusia
mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian
itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu
yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir
tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk
membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas
tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana
atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan
sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa.
Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang
membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa
ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja
meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok
tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi
pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut
keindahan. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak
lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup
yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan
atau makhluk lainnya.
Manusia
sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala alam
serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat
mengumpulakan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semain banyak disebabkan
rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya. Rasa ingin
tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan
pembendharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri . hal ini tidak hnya
meliputi tentang kebutuhan praktis hidupnya sehari-hari tetepi juga berkembang
sampai pada hall-hal menyangkut keindahan dan seni.
Berlangsungnya
perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya tukarmenukar
informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki masing-masing
. Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat
manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas, dan sifat yang
ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan tersebut rasa
keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan
yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk
kebutuhan hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan
keindahan
Dengan
selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan tampak lebih nyata bahwa manusia
berbeda dari pada hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk
selainnnya.
Dalam ruang lingkup kehidupan manusia,
ilmu pengetahuan merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap
kehidupannya. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari
perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat perbandingannya di zaman
dahulukala.
Pengamatan yang dilakukan oleh manusia
pada zaman purba, yang menerima fakta sebagai brute facts atau on
the face value,menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih berada pada
tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive
attitude dan receptive mind) (Santoso, 1977).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pola
pikir manusia yang semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya
tercapailah suatu kehidupan baru untuk menunjang perkembangan teknologi dan
informasi.
Manusia
dewasa ini telah banyak merasakan kenikmatan hidup, baik berupa nikmat jasmani
maupun nikmat rohani. Kenikmatan jasmani dapat dilihat dari terpenuhinya
berbagai macam kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan sandang, pangan, maupun
papan sampai dengan kebutuhan sarana pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain.
Sedangkan kenikmatan rohani dapat dilihat dengan terpenuhinya berbagai jenis
keperluan sosial keagamaan, penyegaran jiwa semisal adanya tempat-tempat
wisata, pagelaran kesenian musik, lukis, maupun drama serta banyaknya berdiri
tempat-tempat ibadah keagamaan dan lain-lain.
Pemenuhan
berbagai macam kenikmatan ini merupakan hasil dari kemudahan-kemudahan yang
diperoleh manusia berkat kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi atau iptek. Dari yang paling
sederhana sampai dengan yang paling rumit sekalipun telah dapat ditundukkan
oleh manusia dan sekaligus dapat dimanfaatkan.
Sebagai
contoh untuk keperluan sandang, manusia tidak perlu lagi memintal sendiri
bahan-bahan yang akan dijadikan pakaian, baju dan celana, tetapi cukup
membelinya di toko pakaian atau toko bahan sandang. Sedangkan untuk keperluan
rohani semisal bagi umat Islam dalam pelaksanaan beribadah haji, pada saat ini
tidak perlu lagi berlama-lama mengarungi samudra atau mengendarai onta di
tengah-tengah padang pasir, tetapi cukup dengan naik pesawat terbang dan atau
mengendarai mobil berpendingin dalam waktu yang relatif singkat.
Kemudahan
semacam ini, jika dituliskan semuanya tentu akan menambah deretan yang sangat
panjang bahkan mungkin takterhitung jumlah dan jenisnya. Penguasaan iptek yang
demikian hebat yang mampu melahirkan kenikmatan hidup sehingga sampai dapat
dirasakan di masa awal milenium ke tiga ini, tidaklah datang dengan cara
tiba-tiba, tetapi melalui tahapan demi tahapan yang sangat panjang, mulai dari
iptek sederhana sampai dengan yang sangat canggih dan rumit.Tentunya tahap demi
tahap yang dimaksud jelas akan menentukan proses terbentuknya iptek sampai saat
ini.
2. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana hakekat manusia dan sifat
keingintahuannya?
2.
Bagaimana perkembangan fisik, sifat
pikiran manusia ?
3.
Bagaimana sejarah pengetahuan manusia ?
4.
Sejarah perkembanga ilmu pendididkan
5.
Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia
berdasarkan rasa ingin tahu.
6.
Proses perkembangan pola piker manusia
berdsarkan mitos.
7.
Proses perkembangan pola piker manusia
berdasarkan penalaran.
3.
TUJUAN
1.
Dapat mengetahui bagaimana dinamika Alam
Pikiran Manusia Dan Perkembangannya.
2. Untuk mengetahui dan
memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Yang dimulai
dari sejak Zaman Purba, Zaman Yunani, Zaman Pertengahan, Zaman
Renaissance, Zaman Modern hingga pada Zaman Kontemporer sekarang ini.
3. Bagaimana
perkembangan pada otak manusia pada mitos
4. Tanggapan
manusia pada mitos.
PEMBAHASAN
1. HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT
KEINGINTAHUANNYA
Pada
hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo sapiens). Hal ini
disebabkan sifat ingin tahu manusia yang besar, selalu bertanya tentang siapa,
apa, bagaimana, kapan, dimana mengapa dsb. Tuhan memberi manusia kemampuan
berbicara (Homo languens) hingga mampu menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya
kepada manusia lain. Manusia juga mampu membuat alat (Homo faber) yang dapat
membantunya mencari nafkah, seperti kemampuan manusia membuat jaring ikan,
panah untuk berburu, pisau, api untuk memasak dsb. Manusia memiliki rasa
keindahan akan sesuatu(Homo aesteticus) sehingga munculah para perancang bangunan,
model pakaian, adat istiadat suatu daerah dsb. Manusia juga mampu melakukan
jual beli (Homo economicus) seperti yang terjadi di pasar manusia melakukan
jual beli terhadap hasil kerjanya. Manusia diberi kelebihan dalam segala hal
dibanding makhluk lain.
Manusia
adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia
merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa
manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti :
Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal
ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir
sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari
sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya
berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab
teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah
menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam
hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang
diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun
manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya,
tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat
besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan
pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini
untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {Allah telah
menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.}(Q. S.
Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang
terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar
dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat
lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa
nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah
tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan
keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan
akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada
manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia
dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun,
segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada
pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan
demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa
yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia
berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak,
menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang
lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan
cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan
aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa
suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang
melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri
manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya
sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh
karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan
kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya
saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata
cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk
memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya
berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia
melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan
kepadanya.
Dewasa
ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
spermatozoa dengan ovum.
2. PERKEMBANGAN FISIK, SIFAT PIKIRAN
MANUSIA
Tubuh
manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara
bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom
sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi
kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima
minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya
akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada
minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya
berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari
janin.
Pada
usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala
di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin
berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai
remaja.
Perubahan
fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya
dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan
fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan
pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan
semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang
terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai
usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan,
berbicara dan berjalan. Pada usia 2 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar.
Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang
dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun
secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat
mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung
jawab.
Tuhan
menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain
bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada
hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan
(biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang
tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari
sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan
keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
Rasa
ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan
untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman.
Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa
begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk
dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang
lebih baru.
Ada
dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran
manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran
manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Manusia
yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan
menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak
terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab
sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah
selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa
marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang
berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan
kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos
dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah
ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Puncak
pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang
Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola
dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai
atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai
bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali
matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran
tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan
atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu)
3. SEJARAH PENGETAHUAN MANUSIA
Manusia
selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam,
artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya
Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu
manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya,
untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
A.
Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap
teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu).
Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan
tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri
ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara
garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita
rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan
panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun
hanya sementara.
Puncak
hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop
(ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta
yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya
sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tonggak
sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546)
seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa
bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan
lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander,
Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
4. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU
PENDIDIKAN
A. Zaman Purba (15 SM – 7
SM)
Perkembangan pengetahuan
dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan
sebelum abad ke-15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu
diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi
manfaat langsung kepada masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat
ditentukan dengan pasti, namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu
berlangsung selama jutaan taSesuai dengan namanya, zaman batu, pada masa itu
manusia menggunakan batu sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-temuan
seperti kampak yang digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan
alat-alat yang terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan
tulang binatang. Alat yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan
menerupai fungsi jarum untuk menjahit, tombak berburu dan lain sebagainya.
Jadi, ditimukannya benda hasil peninggalan pada zaman batu merupakan suatu
bukti bahwa manusia sebagai makhluk berbudaya mampu berkreasi untuk mengatasi
tantangan alam sekitarnya.
Menurut Anna Poedjiadi (1987) pada zaman
purba perkembangan pengetahuan telah tampak pada beberapa bangsa, seperti
Mesir, Babylonia, China dan India. Ada keterkaitan dan saling berpengaruh
antara perkembangan pemikiran di suatu wilayah dengan wilayah lainnya.
Pembuatan alat-alat perunggu di Mesir pada abad ke-17 SM memberi pengaruh
terhadap perkembangan teknik yang diterapkan di Eropa. Bangsa China abad ke-15
SM juga telah mengembangkan teknik perlatan perunggu di zaman Dinasti Shang,
sedangkan peralatan besi sebagai perangkat perang sudah dikenal pada abad ke-5
SM pada zaman Dinasti Chin. Sementara India memberikan sumbangsih yang
besar dalam perkembangan matematik dengan penemuan sistem bilangan desimal.
Pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka, Kaisar ke tiga Dinasti
Maurya, telah menyumbangkan bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan
sistem bilangan pada zaman modern. India bahkan sudah menemukan roda pemutar
untuk pembuatan tembikar pada abad ke-30 SM. Sayangnya perdaban yang
sudah maju itu mengalami kepunahan pada abad ke-20 SM, baik karena bencana
maupun peperangan.
B. Zaman Yunani (7 SM- 6M)
Zaman Yunani Kuno
dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki
kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Bangsa Yunani pada
masa itu tidak mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat
menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude(sikap
menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis).
Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan
modern. Sikap seperti inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli
pikir terkenal sepanjang masa.
Selain daripada Zaman Yunani Kuno
dipandang sebagai juga dikenal dengan masa Helinistis. Pada zaman Alexander
Agung telah berkembang sebuah kebudayaan trans nasional yang disebut
dengan kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada
kota-kota Yunani raja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditatlukkan
Alexander Agung.
Pada masa Helinis ini muncul beberapa aliran berikut:
a. Stoisisme
Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut
Logos. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang
tidak dapat dihindari.
b. Epikurisme
Segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia
akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada
dewa-dewa.
c. Skeptisisme
Mereka berpikir bahwa bidang teoretis menusia tidak sanggunp mencapai
kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesangsian.
d. Eklektisisme
Suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur, filsafat
aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang
sungguh-sungguh.
e. Neo Platonisme
Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah
Plotinus. Seluruh filasafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu. Segala
sesuatu berasal dari ‘yang satu’ dan ingin kembali kepadanya. (K. Bertens,
1988).
C. Zaman Pertengahan (6 M –
15 M)
Zaman pertengahan
merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan sejarah bangsa-bangsa
yang di Benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan yang berkaitan
dengan perkembangan pengetahuan ialah suatu periode panjang yang yang
dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga
timbulnya Renaissance di Italia.
Zaman pertengahan (Middle Age)
ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama Katolik terhadap
kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada umumnya orang Romawi
sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu
pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam ilmu pengetahuan adalah para
teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Dengan kata lain, kegiatan
ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama.
Menjelang berakhirnya abad tengah, ada
beberapa kemajuan yang tamapak dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan.
Penemuan-penemuan tersebut antara lain pembaruan penggunaan bajak yang
dapat mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk
menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaruan dalam bidang
perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan
sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Kompas mulai digunakan di Eropa.
Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan
setelah orang mengenal alat pemintal kapas.
Keterampilan lain yang penting pada masa
akhir abad tengah adalah keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini
berasal dari Cina dan dibawa oleh orang-orang Islam ke Spanyol. Disamping itu
orang juga tela mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak.
D. Zaman Reaissance (14 M –
17 M)
Zaman Reaissance
ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma
agama. Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan
mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah
manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Penemuan ilmu pengetahuan modern
sudah mulai dirintis pada Zaman Reaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang
maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti
Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, dan Galileo Galilei. Berikut
cuplikan pemikiran para filsuf tersebut.
E Zaman
Modern (17 M – 19 M)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman
modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Reaissance. Seperti Rene
Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes
juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem
koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton
dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teori Struggle
for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan tenuannya
elektron.
Berikut penjelasan sekilas dari
filsuf-filsuf tersebut.
1. Rene
Descartes, menemukan dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri atas
dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal dan
disebut axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus pada sumbu X.
Karena sistem tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan garis
lurus, maka sistem koordinat itu dinamaka ortbogonalcoordinate system.
Kedudukan tiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis
lurus pada sumbu X dan sumbu Y. Pentingnya sistem yang dikemukakan oleh Rene
Descartes ini terletak pada hubungan yang diciptakannya antara ilmu ukur bidang
datar dengan aljabar. Tiap titik dapat dinyatakan dengan dua koordinat Xi dan
Yi. Panjang garis dapat dinyatakan serupa dengan hukum phytagoras mengenai
Hypothenusa. Penemuan Descater ini dinamakan Analytic Geometry. (Rizal
Mustansyir, 1996).
2. Isaac
Newton, berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga
bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Ketiga bidang
tersebut dapat diuraikan (dalam Rizal Mustansyir, 1996). Secara singkat adalah
sebagai berikut.
a. Teori Gravitasi menerangkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun
mengikuti lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang
selalu akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori gravitasi ini dapat
menerangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh
pasang-surutnya air samudera, dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi
Newton ini dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian
laboratorium dan penemuan planet baru di alam semesta.
b. Perhitungan Calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah,
makaY akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratur.
Misalnya ada benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh tergantung
dari kecepatan tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara pergerakan
Caluculus ini banyak manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua
atau lebih hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
c. Optika atau mengenai cahaya; jika cahaya matahari dilewatkan sebuah
prisma, maka cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbias antara merah
sampai ungu, menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah
prisma lainnya yang terbalik, maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya
homogen. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri
atas komponen yang terbentang antara merah dan ungu.
3. Charles
Darwin, dikenal sebagai penganut teori evolusi yang vanatik. Darwin menyatakan
bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi
alam. Teorinya yang terkenal adalah struggle for life (perjuangan
untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada
setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap
menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu
berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang
dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan
hidup lebih lama sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan dirinya akan
tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah
yang paling unggul (survival of the fittest). (Rizal Mustansyir,
1996).
E. Zaman Kontemporer (Abad
ke 20 – sekarang)
Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman kontemporer berkembang dengan sangat cepat.
Masing-masing ilmu mengembangkan disiplin keilmuannya dan berbagai macam
penemuan-penemuannya. Penemuan dan penciptaan silih berganti dan makin sering.
Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, melipat dua setiap tahun, bahkan
dalamdisiplin-disiplin tertentu seperti genetika setiap dua tahun (Jacob,
1993).
Salah seorang fisikawan termashur abad
ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam tidak terhingga besarnya
dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat
statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti
bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain ia tidak mengakui
adanya penciptaan alam. Namun pada tahun 1929, fisikawan lain bernama Hubble
yang mempergunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi
di sekeliling kita tampak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding
dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta itu
tidak statis, melainkan dinamis sehingga meruntuhkan pendapat Einstein tentang
teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Berdasarkan perhitungan
mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing galaksi yang
teramati, para fisikawan kontemporer lainnya seperti Garnow, Alpher dan Herman
menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu
dengan galaksi bimasakti, kira-kira 15 milyar tahun yang lalu. Pada saat itu
terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan materi keseluruh jagad raya
ke semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi.
Disamping teori mengenai fisika, teori
alam semesta, dan lain-lain. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah
satu yang mengalami kamajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer,
berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.
Selain Einstein yang terkenal dengan teori
relativitasnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan alam juga dikenal teori kuantum
dan struktur atom yang diperkenalkan oleh Max Planck di Jerman. Struktur atom
dapat lebih dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum ini. Rutherfordl,
Bohr, Pauli, Schroedinger adalah para ahli yang memberi sumbangan besar dalam
bidang pengetahuan ini. Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan
lebih lanjut sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam
berbagai bidang. Perkembangan ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat
menghasilkan alat-alat yang canggih seperti komputer yang sangat berguna
dalam menunjang kegiatan penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu pengetahuan
alam dan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya dalam media komunikasi,
penemuan mesin cetak merupakan peristiwa yang sangat penting, yang dimanfaatkan
dengan baik pertama di Eropa. Penyebaran informasi melonjak dengan luar biasa.
Media elektronik kemudian merevolusi informasi dengan televisi, koran jarak
jauh (telezitting), dan lain-lain, sehingga dunia menjadi sangat
kecil, dan orang tidak mau menerima begitu saja apa yang diperolehnya dalam
hidupnya sekarang, apalagi nasib yang diterimanya sewaktu dilahirkan. Sekarang mikroelektronik dan
multimedia membawa kita ke masyarakat informasi yang sanggup menyajikan gambar,
suara dan cetakan sekaligus dan dapat bersifat individual dan personal.
5.
PROSES PERKEMBANGAN POLA
PIKIR MANUSIA BERDASARKAN RASA INGIN TAHU
1. Perkembangan
Pola Pikir Manusia
Sejak lahirnya di muka bumi ini,
manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan
pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi,
pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman.Pengalaman itu waktu demi waktu bertambah, karena manusia
ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki; apa, bagaimana, dan
mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang
telah mengadakan kontak dengan dirinya.Perkembangan pola pikir manusia ini dari
zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor, di antaranya:
2. Rasa
ingin tahu
Ilmu Pengetahuan
bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu
ciri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri
maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki
oleh makhluk hidup lainnya.[2][2]
Dan Manusia sebagai
mahluk ciptaan Allah SWT, mempunyai ciri-ciri yang pertama memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat
khusus terutama otaknya. Kedua mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang
masuk dan keluar.Ketiga memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan dari luar. Ke empat
memiliki potensi berkembang biak. Kelima tumbuh dan bergerak. Ke enam
berinteraksi dengan lingkungannya dan yang terakhir mati.
Sudah kita ketahui,
bahwa pada poin satu tadi telah menunjukkan bahwa manusia mempunyai otak, sama
halnya dengan bintang, namun inilah yang menjadi perbedaan manusia dengan
binatang. Mungkin memang benar bintatang juga mempunyai kehendak misalnya
burung burung mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat
lain didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah sutau
tempat cukup aman untuk membuat sarang?. Setelah mengadakan eksplorasi,[3][3]
tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga
memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.
Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga
memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia memiliki
kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya
tidak idle.[4][4] Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu
yang berkembang, atau kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka
ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu
menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan
pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa
ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal
ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari,
seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi
juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahaN
Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki
oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan hanya terbatas pada rasa ingin tahu yang
tetap. Yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari satu tempat
ke tempat lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang bersangkutan erat
dengan nalurinya saja.
Dengan selalu
berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa manusia
berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang berakal serta
mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk
lainnya.
6.
PROSES
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA BERDASARKAN MITOS
`Mitos adalah suatu pengetahuan
berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan
kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru
yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Mitos merupakan tahap
kedua dari perkembangan pola pikir manusia. Karena manusia juga berusaha
memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu
manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung meletus?”, karena tak
tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban “si penunggu gunung
itu sedang marah”. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang disebut “si
penunggu”. Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan
adanya “si penunggu”. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos
timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia, yaitu
indera penglihatan, indera pendengaran, indera pencium, indera pengecap, dan
indera perasa.
Puncak hasil pemikiran
mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan
bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang
menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan
langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
7.
PROSES
PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA BERDASARKAN PENALARAN
Berdasarkan kemampuan
berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna
misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai
legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis
dengan menggunakan akal sehat (rasio).
Tokoh-tokoh Yunani yang
dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu antara lain adalah:
a. Anaximander ( 610 – 546 SM) Seorang pemikir
yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat
berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Selain itu dia juga mengajarkan
pembuatan jam matahari dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi yang
horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga
titik balik matahari.
b. Anaximenes (560 – 520 SM) Dia melahirkan
teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur, yang menyatakan bahwa unsur
dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang akan menjadi api atau
gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
c. Herakleitos (560 – 470 SM) Dia berpendapat
bahwa apilah yang menyebabkan transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap seperti adanya.
a. Pythagoras (± 500 SM)
- Unsur dasar semua benda sebenarnya
ada 4: tanah, api, udara, dan air.
- Bumi bulat dan berputar, karena itu
seolah-olah benda-benda alam
lainnya termasuk matahari mengelilingi bumi.
- Melahirkan dalil Pythagoras dalam
ilmu matematika: kuadrat sisi miring suatu segitiga siku-siku samadengan jumlah kuadrat kedua
siku-sikunya ( c2= a2 + b2 )
- Pernyataan bahwa jumlah sudut suatu
segitiga adalah 180º
b. Demokritos (460 – 370 SM)
Bagian terkecil dari suatu benda
yang tidak bisa dibagi-bagi lagi disebut atomos atau atom.
c. Empedokles (480 – 430 SM)
Menyempurnakan ajaran Pythagoras
tentang empat unsur dan memperkenalkan tenaga penyekat/daya tarik-menarik dan
daya tolak-menolak yang dapat mempersatukan atau memishkan unsur-unsur itu.
d. Plato
(427-345 SM)
Mempunyai titik tolak
berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya yang materialistik. Menurut
Plato, keanekaragaman yang nampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari
semua yang kekal dan immaterial.
e.
Aristoteles ( 348 – 322 SM)
- Berhasil
membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan membuang hal-hal yang tidak masuk akal.
- Adanya zat
tunggal yang disebutnya
‘hule’ bentuknya tergantung
dari kondisinya, bisa berbentuk
tanah, air, udara
atau api. Transmutasi
disebabkan oleh keadaan dingin,
lembab, panas dan kering.
- Tidak ada
ruang yang hampa, bila suatu ruang tidak terisi oleh benda akan
diisi oleh sesuatu yang
immaterial yaitu ether.
- Ajaran yang
terpenting adalah suatu pola berpikir
dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ilmu
pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu
akan tetapi tidak berkembang atau disebut idle curiousity atau instinct. Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan
hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang
biak.
Manusia
mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka
dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas
dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa, bagaimana dan mengapa
demikian.
Berlandaskan
pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia
kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan
manusia pada zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan sebelum abad
ke-15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada
pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat
langsung kepada masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan
dengan pasti, namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama
jutaan tahun.
Reaissance ialah zaman peralihan ketika
kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern.
Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.
Di beberapa negara, masyarakat telah
bergerak ke tahapan pascailmiah dengan ketergantungan informasi yang lebih
banyak dan pada komputer sebagai sistem eksper untuk mengolahnya. Seluruh
kehidupan praktis sudah terkomersialisasi. Kebutuhan dan produksi mulai
dipertukarkan melalui alat penukar surat atau kartu berharga sampai sampai ke
perbankan elektronik, yang berlangsung dengan intensif dan cepat.
Berdasarkan penjabaran
yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahapan
yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu, yang
pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa
ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu
selalu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di
sekelilingnya, kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi
kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia
ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun
pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas
keingintahuannya itu, dan ketiga penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia
yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong
bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin
ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan
menggunakan akal sehat (rasio).
Oleh karena itu manusia berbeda
dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-satunya makhluk yang
diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir manusia akan
terus berkembang setiap zaman.
2. SARAN
Hendaknya
sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir kita, mengoptimalkan
kemampuan otak dan mencari ilmu pengetahuan dengan dengan cara yang di redhai
Allah sebagai wujud rasa syukur kita kepada sang Khalik. Demikian dengan isi
makalah yang di sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi.
Dengan segala kerendahan hati sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
- Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur
Uhbiyati, 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
- Mudzakir,
Drs., dkk..1997. Filsafat Umum. CV. Pustaka Setia: Bandung
- Munir, Misnal,
Drs., M.Hum., dkk. 2006 Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
http://perkembanganpolapikirmanusiaberdsarkanmitos.wordpress.com/2012/11/28/hello-world/
http://mahasiswauinmalang.blogspot.com/2013/07/perkembangan-pola-pikir-manusia.html
Komentar
Posting Komentar