PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MANUSIA

PERKEMBANGAN PENGETAHUAN MANUSIA
DIAN RAUDA T. ADAM
WAWAN SUPRIANTO NADRA

PENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Ilmu Pengaetahuan Alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angina, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai Idle Curiousity atau Instinct Instink itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu kemampuan berpikir dengan kata lain curiousity-nya tidak idle tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk berpikir diberi hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini mendorong manusia untuk menjelaskan gejala-gejala alam serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dan akhirnya manusia dapat mengumpulakan pengetahuan. Pengetahuan yang terkumpul semain banyak disebabkan rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang juga daya pikirnya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pembendharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri . hal ini tidak hnya meliputi tentang kebutuhan praktis hidupnya sehari-hari tetepi juga berkembang sampai pada hall-hal menyangkut keindahan dan seni.
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih dipermudah dengan adanya tukarmenukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki masing-masing . Perkembangan pengetahuan pada manusia ini juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu tidak puas, dan sifat yang ingin lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti dan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan tersebut rasa keindahan manusia juga ikut berkembang. Maka dalam kehidupannya pengetahuan yang telah dimiliki tersebut bukan hanya diterapkan dan digunakan untuk kebutuhan hidupnya tetapi juga menyangkut hal-hal yang bertalian dengan keindahan
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dari pada hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk selainnnya.
Dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu pengetahuan merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap kehidupannya. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat perbandingannya di zaman dahulukala.

Pengamatan yang dilakukan oleh manusia pada zaman purba, yang menerima fakta sebagai brute facts atau on the face value,menunjukkan bahwa manusia di zaman purba masih berada pada tingkatan sekedar menerima, baik dalam sikap maupun dalam pemikiran (receptive attitude dan receptive mind) (Santoso, 1977).

Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya tercapailah suatu kehidupan baru untuk menunjang perkembangan teknologi dan informasi.
Manusia dewasa ini telah banyak merasakan kenikmatan hidup, baik berupa nikmat jasmani maupun nikmat rohani. Kenikmatan jasmani dapat dilihat dari terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan sandang, pangan, maupun papan sampai dengan kebutuhan sarana pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain. Sedangkan kenikmatan rohani dapat dilihat dengan terpenuhinya berbagai jenis keperluan sosial keagamaan, penyegaran jiwa semisal adanya tempat-tempat wisata, pagelaran kesenian musik, lukis, maupun drama serta banyaknya berdiri tempat-tempat ibadah keagamaan dan lain-lain.
Pemenuhan berbagai macam kenikmatan ini merupakan hasil dari kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia berkat kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau  iptek. Dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling rumit sekalipun telah dapat ditundukkan oleh manusia dan sekaligus dapat dimanfaatkan.
Sebagai contoh untuk keperluan sandang, manusia tidak perlu lagi memintal sendiri bahan-bahan yang akan dijadikan pakaian, baju dan celana, tetapi cukup membelinya di toko pakaian atau toko bahan sandang. Sedangkan untuk keperluan rohani semisal bagi umat Islam dalam pelaksanaan beribadah haji, pada saat ini tidak perlu lagi berlama-lama mengarungi samudra atau mengendarai onta di tengah-tengah padang pasir, tetapi cukup dengan naik pesawat terbang dan atau mengendarai mobil berpendingin dalam waktu yang relatif singkat.
Kemudahan semacam ini, jika dituliskan semuanya tentu akan menambah deretan yang sangat panjang bahkan mungkin takterhitung jumlah dan jenisnya. Penguasaan iptek yang demikian hebat yang mampu melahirkan kenikmatan hidup sehingga sampai dapat dirasakan di masa awal milenium ke tiga ini, tidaklah datang dengan cara tiba-tiba, tetapi melalui tahapan demi tahapan yang sangat panjang, mulai dari iptek sederhana sampai dengan yang sangat canggih dan rumit.Tentunya tahap demi tahap yang dimaksud jelas akan menentukan proses terbentuknya iptek sampai saat ini.
2.      RUMUSAN MASALAH
1.       Bagaimana hakekat manusia dan sifat keingintahuannya?
2.      Bagaimana perkembangan fisik, sifat pikiran manusia ?
3.      Bagaimana sejarah pengetahuan manusia ?
4.      Sejarah perkembanga ilmu pendididkan
5.       Proses Perkembangan Pola Pikir Manusia berdasarkan rasa ingin tahu.
6.       Proses perkembangan pola piker manusia berdsarkan mitos.
7.       Proses perkembangan pola piker manusia berdasarkan penalaran.

3.      TUJUAN
1.      Dapat mengetahui bagaimana dinamika Alam Pikiran Manusia Dan Perkembangannya.
2.      Untuk mengetahui dan memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Yang dimulai dari sejak Zaman Purba, Zaman Yunani,  Zaman Pertengahan, Zaman Renaissance, Zaman Modern hingga pada Zaman Kontemporer sekarang ini.
3.      Bagaimana perkembangan pada otak manusia pada mitos
4.       Tanggapan  manusia pada mitos.
PEMBAHASAN

1.      HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT KEINGINTAHUANNYA
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo sapiens). Hal ini disebabkan sifat ingin tahu manusia yang besar, selalu bertanya tentang siapa, apa, bagaimana, kapan, dimana mengapa dsb. Tuhan memberi manusia kemampuan berbicara (Homo languens) hingga mampu menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya kepada manusia lain. Manusia juga mampu membuat alat (Homo faber) yang dapat membantunya mencari nafkah, seperti kemampuan manusia membuat jaring ikan, panah untuk berburu, pisau, api untuk memasak dsb. Manusia memiliki rasa keindahan akan sesuatu(Homo aesteticus) sehingga munculah para perancang bangunan, model pakaian, adat istiadat suatu daerah dsb. Manusia juga mampu melakukan jual beli (Homo economicus) seperti yang terjadi di pasar manusia melakukan jual beli terhadap hasil kerjanya. Manusia diberi kelebihan dalam segala hal dibanding makhluk lain.
Manusia adalah makhluk religius, yang percaya akan adanya Tuhan yang maha adil. Manusia merupakan mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta, rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Dewasa ini manusia, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum.
2.      PERKEMBANGAN FISIK, SIFAT PIKIRAN MANUSIA
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki.
Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.
Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa.
Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.
Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
Rasa ingin tahu, juga merupakan salah satu ciri khas manusia. Ia mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga rasa keingintahuannya tidak tetap sepanjang zaman. Karena apa? Karena manusia akan selalu bertanya apa, bagaimana dan mengapa begitu. Manusia juga mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuan yang baru sehingga menjadi pengetahuan yang lebih baru.
Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini.
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa gunung meletus jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula, yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini disebut Pseudo science (sains palsu)
3.      SEJARAH PENGETAHUAN MANUSIA
Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui atau wallahualam bissawab yang artinya Allah mengetahui sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.
A. Comte menyatakan bahwa ada tiga tahap sejarah perkembangan manusia, yaitu tahap teologi (tahap metafisika), tahap filsafat dan tahap positif (tahap ilmu). Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian, wayang dan lain-lain.
Secara garis besar, mitos dibedakan atas tiga macam, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos timbul akibat keterbatasan pengetahuan, penalaran dan panca indera manusia serta keingintahuan manusia yang telah dipenuhi walaupun hanya sementara.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
Tonggak sejarah pengamatan, pengalaman dan akal sehat manusia ialah Thales (624-546) seorang astronom, pakar di bidang matematika dan teknik. Ia berpendapat bahwa bintang mengeluarkan cahaya, bulan hanya memantulkan sinar matahari, dan lain-lain. Setelah itu muncul tokoh-tokoh perubahan lainnya seperti Anaximander, Anaximenes, Herakleitos, Pythagoras dan sebagainya.
4.      SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENDIDIKAN
A.    Zaman Purba (15 SM – 7 SM)
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan taSesuai dengan namanya, zaman batu, pada masa itu manusia menggunakan batu sebagai peralatan. Hal ini tampak dari temuan-temuan seperti kampak yang digunakan untuk memotong dan membelah. Selain menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu, manusia pada zaman itu juga menggunakan tulang binatang. Alat yang terbuat dari tulang binatang antara lain digunakan menerupai fungsi jarum untuk menjahit, tombak berburu dan lain sebagainya. Jadi, ditimukannya benda hasil peninggalan pada zaman batu merupakan suatu bukti bahwa manusia sebagai makhluk berbudaya mampu berkreasi untuk mengatasi tantangan alam sekitarnya.

Menurut Anna Poedjiadi (1987) pada zaman purba perkembangan pengetahuan telah tampak  pada beberapa bangsa, seperti Mesir, Babylonia, China dan India. Ada keterkaitan dan saling berpengaruh antara perkembangan pemikiran di suatu  wilayah dengan wilayah lainnya. Pembuatan alat-alat perunggu di Mesir pada abad ke-17 SM memberi pengaruh terhadap perkembangan teknik yang diterapkan di Eropa. Bangsa China abad ke-15 SM juga telah mengembangkan teknik perlatan perunggu di zaman Dinasti Shang, sedangkan peralatan besi sebagai perangkat perang sudah dikenal pada abad ke-5 SM pada zaman Dinasti Chin. Sementara India  memberikan sumbangsih yang besar dalam perkembangan matematik dengan penemuan sistem bilangan desimal. Pemikiran Budhisme yang diadopsi oleh raja Asoka, Kaisar ke tiga Dinasti Maurya, telah menyumbangkan bilangan yang menjadi titik tolak perkembangan sistem bilangan pada zaman modern. India bahkan sudah menemukan roda pemutar untuk  pembuatan tembikar pada abad ke-30 SM. Sayangnya perdaban yang sudah maju itu mengalami kepunahan pada abad ke-20 SM, baik karena bencana maupun peperangan.
B.     Zaman Yunani (7 SM- 6M)
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Bangsa Yunani pada masa itu tidak mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap seperti inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang  masa.

Selain daripada Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai juga dikenal dengan masa Helinistis. Pada zaman Alexander Agung telah berkembang  sebuah kebudayaan trans nasional yang disebut dengan kebudayaan Helinistis, karena kebudayaan Yunani tidak terbatas lagi pada kota-kota Yunani raja, tetapi mencakup juga seluruh wilayah yang ditatlukkan Alexander Agung.
Pada masa Helinis ini muncul beberapa aliran berikut:
       a.      Stoisisme
Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut Logos. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
      b.      Epikurisme
Segala-galanya terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.
      c.       Skeptisisme
Mereka berpikir bahwa bidang teoretis menusia tidak sanggunp mencapai kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesangsian.
      d.      Eklektisisme
Suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur, filsafat aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
      e.       Neo Platonisme
Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus. Seluruh filasafatnya berkisar pada Allah sebagai yang satu. Segala sesuatu berasal dari ‘yang satu’ dan ingin kembali kepadanya. (K. Bertens, 1988).

C.    Zaman Pertengahan (6 M – 15 M)
Zaman pertengahan merupakan suatu kurun waktu yang ada hubungannya dengan sejarah bangsa-bangsa yang di Benua Eropa. Pengertian umum tentang zaman pertengahan yang berkaitan dengan perkembangan pengetahuan ialah  suatu periode panjang yang yang dimulai dari jatuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M hingga timbulnya Renaissance di Italia.

Zaman pertengahan (Middle Age) ditandai dengan pengaruh yang cukup besar dari agama Katolik terhadap kekaisaran dan perkembangan kebudayaan pada saat itu. Pada umumnya orang Romawi sibuk dengan masalah keagamaan tanpa memperhatikan masalah duniawi dan ilmu pengetahuan. Pada masa itu yang tampil dalam ilmu pengetahuan adalah para teolog. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung kebenaran agama.

Menjelang berakhirnya abad tengah, ada beberapa kemajuan yang tamapak dalam masyarakat yang berupa penemuan-penemuan. Penemuan-penemuan  tersebut antara lain pembaruan penggunaan bajak yang dapat mengurangi penggunaan energi petani. Kincir air mulai digunakan untuk menggiling jagung. Pada abad ke-13 ada pula kemajuan dan pembaruan dalam bidang perkapalan dan navigasi pelayaran. Perlengkapan kapal memperoleh kemajuan sehingga kapal dapat digunakan lebih efektif. Kompas mulai digunakan di Eropa. Keterampilan dalam membuat tekstil dan pengolahan kulit memperoleh kemajuan setelah orang mengenal alat pemintal kapas.

Keterampilan lain yang penting pada masa akhir abad tengah adalah keterampilan dalam pembuatan kertas. Keterampilan ini berasal dari Cina dan dibawa oleh orang-orang Islam ke Spanyol. Disamping itu orang  juga tela mengenal percetakan dan pembuatan bahan peledak.

D.    Zaman Reaissance (14 M – 17 M)
Zaman Reaissance ditandai dengan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada Zaman Reaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon, Copernicus, Johannes Keppler, dan Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut.
E   Zaman Modern (17 M – 19 M)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Reaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis X dan Y dalam bidang datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teori Struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan tenuannya elektron.

Berikut penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut.
    1.      Rene Descartes, menemukan dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal dan disebut axis atau sumbu X, sedangkan garis Y letaknya tegak lurus pada sumbu X. Karena sistem tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan garis lurus, maka sistem koordinat itu dinamaka ortbogonalcoordinate system. Kedudukan tiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis lurus pada sumbu X dan sumbu Y. Pentingnya sistem yang dikemukakan oleh Rene Descartes ini terletak pada hubungan yang diciptakannya antara ilmu ukur bidang datar dengan aljabar. Tiap titik dapat dinyatakan dengan dua koordinat Xi dan Yi. Panjang garis dapat dinyatakan serupa dengan hukum phytagoras mengenai Hypothenusa. Penemuan Descater ini dinamakan Analytic Geometry. (Rizal Mustansyir, 1996).
   2.      Isaac Newton, berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan Optika. Ketiga bidang tersebut dapat diuraikan (dalam Rizal Mustansyir, 1996). Secara singkat adalah sebagai berikut.

a. Teori Gravitasi menerangkan bahwa planet tidak bergerak lurus, namun mengikuti lintasan elips, karena adanya pengaruh gravitasi, yaitu kekuatan yang selalu akan timbul jika ada dua benda berdekatan. Teori gravitasi ini dapat menerangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh pasang-surutnya air samudera, dan peristiwa astronomi lainnya. Teori Gravitasi Newton ini dipergunakan oleh para ahli berikutnya untuk pembuktian laboratorium  dan penemuan planet baru di alam semesta.
b. Perhitungan Calculus, yaitu hubungan antara X dan Y. Kalau X bertambah, makaY akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratur. Misalnya ada benda bergerak, panjangnya jarak yang ditempuh  tergantung dari kecepatan tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan. Cara pergerakan Caluculus ini banyak manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih hal yang berubah, bersama dengan ketentuan yang teratur.
c. Optika atau mengenai cahaya; jika cahaya matahari dilewatkan sebuah prisma, maka cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbias antara merah sampai ungu, menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah prisma lainnya yang terbalik, maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya homogen. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya terdiri atas komponen yang terbentang antara merah dan ungu.
3.        Charles Darwin, dikenal sebagai penganut teori evolusi yang vanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. Teorinya yang terkenal adalah  struggle for life (perjuangan untuk hidup). Darwin berpendapat bahwa perjuangan untuk hidup berlaku pada setiap kumpulan makhluk hidup yang sejenis, karena meskipun sejenis namun tetap menampilkan kelainan-kelainan kecil. Makhluk hidup yang berkelainan kecil itu berbeda-beda daya menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Makhluk hidup yang dapat menyesuaikan diri akan memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup lebih lama sedangkan yang kurang dapat menyesuaikan dirinya akan tersisihkan karena kalah bersaing. Oleh karena itu yang dapat bertahan adalah yang paling unggul (survival of the fittest). (Rizal Mustansyir, 1996).

E.     Zaman Kontemporer (Abad ke 20 – sekarang)
Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman kontemporer berkembang dengan sangat cepat. Masing-masing ilmu mengembangkan disiplin keilmuannya dan berbagai macam penemuan-penemuannya. Penemuan dan penciptaan silih berganti dan makin sering. Informasi ilmiah diproduksi dengan cepat, melipat dua setiap tahun, bahkan dalamdisiplin-disiplin tertentu seperti genetika setiap dua tahun (Jacob, 1993).

Salah seorang fisikawan termashur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas, tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain ia tidak mengakui adanya penciptaan alam. Namun pada tahun 1929, fisikawan lain bernama Hubble yang mempergunakan teropong bintang terbesar di dunia melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita tampak menjauhi galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam semesta itu tidak statis, melainkan dinamis sehingga meruntuhkan pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang statis. Berdasarkan perhitungan mengenai perbandingan jarak dan kelajuan gerak masing-masing  galaksi yang teramati, para fisikawan kontemporer lainnya seperti Garnow, Alpher dan Herman menarik kesimpulan bahwa semua galaksi di jagad raya ini semula bersatu padu dengan galaksi bimasakti, kira-kira 15 milyar tahun yang lalu. Pada saat itu terjadi ledakan yang maha dahsyat yang melemparkan materi keseluruh jagad raya ke semua arah, yang kemudian membentuk bintang-bintang dan galaksi.

Disamping teori mengenai fisika, teori alam semesta, dan lain-lain. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang mengalami kamajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai satelit komunikasi, internet, dan sebagainya.

Selain Einstein yang terkenal dengan teori relativitasnya, dalam sejarah ilmu pengetahuan alam juga dikenal teori kuantum dan struktur atom yang diperkenalkan oleh Max Planck di Jerman. Struktur atom dapat lebih dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum ini. Rutherfordl, Bohr, Pauli, Schroedinger adalah para ahli yang memberi sumbangan besar dalam bidang pengetahuan ini. Penemuan radioaktivitas oleh Becquerel dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat digunakan untuk penelitian-penelitian dalam berbagai bidang. Perkembangan ilmu kelistrikan sangat pesat dan dapat  menghasilkan alat-alat yang canggih seperti komputer yang  sangat berguna dalam menunjang kegiatan penelitian guna meningkatkan kegunaan ilmu pengetahuan alam dan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat.

Selanjutnya dalam media komunikasi, penemuan mesin cetak merupakan peristiwa yang sangat penting, yang dimanfaatkan dengan baik pertama di Eropa. Penyebaran informasi melonjak dengan luar biasa. Media elektronik kemudian merevolusi informasi dengan televisi, koran jarak jauh (telezitting), dan lain-lain, sehingga dunia menjadi sangat kecil, dan orang tidak mau menerima begitu saja apa yang diperolehnya dalam hidupnya sekarang, apalagi nasib yang diterimanya sewaktu dilahirkan. Sekarang mikroelektronik  dan multimedia membawa kita ke masyarakat informasi yang sanggup menyajikan gambar, suara dan cetakan sekaligus dan dapat bersifat individual dan personal.

5.      PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA BERDASARKAN RASA INGIN TAHU
1.      Perkembangan Pola Pikir Manusia
Sejak lahirnya di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia melalui pancaindera. Jadi, pancaindera merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang membuahkan pengalaman.Pengalaman itu waktu demi waktu bertambah, karena manusia ingin mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang hakiki; apa, bagaimana, dan mengapa, baik atas kehadirannya di dunia ini, maupun atas segala benda yang telah mengadakan kontak dengan dirinya.Perkembangan pola pikir manusia ini dari zaman ke zaman terus berubah bahkan bertambah, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
2.      Rasa ingin tahu
Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan ini merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.[2][2]
Dan Manusia sebagai mahluk ciptaan Allah SWT, mempunyai ciri-ciri yang pertama  memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya. Kedua mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.Ketiga memberikan tanggapan terhadap  rangsangan dari dalam dan dari luar. Ke empat memiliki potensi berkembang biak. Kelima tumbuh dan bergerak. Ke enam berinteraksi dengan lingkungannya dan yang terakhir mati.
Sudah kita ketahui, bahwa pada poin satu tadi telah menunjukkan bahwa manusia mempunyai otak, sama halnya dengan bintang, namun inilah yang menjadi perbedaan manusia dengan binatang. Mungkin memang benar bintatang juga mempunyai kehendak misalnya burung burung mempunyai kehendak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain didorong oleh suatu keinginan, rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah sutau tempat cukup aman untuk membuat sarang?. Setelah mengadakan eksplorasi,[3][3] tentu mereka jadi tahu. Itulah pengetahuan dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan untuk membuat sarang di atas pohon.
            Bagaimana halnya dengan manusia?. Manusia juga memiliki insting seperti yang dimiliki oleh hewan. Namun manusia memiliki kelebihan yaitu adanya kemampuan berfikir. Dengan kata lain, curiosity-nya tidak idle.[4][4] Tidak tetap sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang, atau kemampuan berfikir. Setelah tahu tentang apanya, mereka ingin tahu bagaimana dan mengapa begitu.
Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, sehingga menjadi suatu akumulasi pengetahuan. Rasa ingin tahu manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari, seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing untuk berburu, tetapi juga berkembang sampai pada hal-hal yang menyangkut keindahaN
 Rasa ingin tahu semacam ini tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu pada hewan hanya terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap. Yang tidak berubah dari zaman ke zaman. Hewan bergerak dari satu tempat ke tempat lain hanya didorong oleh rasa ingin tahunya yang bersangkutan erat dengan nalurinya saja.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan mahluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahluk lainnya.
6.      PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA BERDASARKAN MITOS
`Mitos adalah suatu pengetahuan berdasarkan penghayatan digabungkan dengan pengalaman dan didasarkan dengan kepercayaan. Dalam istilah lain disebutkan bahwa mitos adalah pengetahuan baru yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Mitos merupakan tahap kedua dari perkembangan pola pikir manusia. Karena manusia juga berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh, “mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban “si penunggu gunung itu sedang marah”. Di sinilah muncul pengetahuan baru yang disebut “si penunggu”. Dengan menggunakan jalan pikiran yang sama, muncullah anggapan adanya “si penunggu”. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda. Mitos timbul disebabkan antara lain oleh keterbatasan alat indera manusia, yaitu indera penglihatan, indera pendengaran, indera pencium, indera pengecap, dan indera perasa.
Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dan bintangnya merupakan atap.
7.      PROSES PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA BERDASARKAN PENALARAN
Berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).
Tokoh-tokoh Yunani yang dianggap sebagai pelopor perubahan pola berpikir masa itu antara lain adalah:
 a.     Anaximander ( 610 – 546 SM) Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam semesta yang kita lihat berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya. Selain itu dia juga mengajarkan pembuatan jam matahari dengan menegakkan sebuah tongkat di atas bumi yang horizontal dan menentukan bayangan tongkat itu menjadi petunjuk waktu dan juga titik balik matahari.
 b.    Anaximenes (560 – 520 SM) Dia melahirkan teori pertama tentang transmutasi unsur-unsur, yang menyatakan bahwa unsur dasar pembentukan semua benda adalah air. Bila merenggang akan menjadi api atau gas, sedangkan bila memadat akan menjadi tanah.
 c.    Herakleitos (560 – 470 SM) Dia berpendapat bahwa apilah yang menyebabkan transmutasi itu, tanpa api  benda-benda akan tetap seperti adanya.
a.       Pythagoras  (± 500 SM)
-          Unsur dasar semua benda sebenarnya ada 4: tanah, api, udara, dan air.
-          Bumi bulat dan berputar, karena itu seolah-olah  benda-benda alam lainnya   termasuk matahari  mengelilingi bumi.
-           Melahirkan dalil Pythagoras dalam ilmu matematika: kuadrat sisi miring suatu segitiga   siku-siku samadengan jumlah kuadrat kedua siku-sikunya    ( c2= a2 +   b2 )   
-           Pernyataan bahwa jumlah sudut suatu segitiga adalah 180º
b.      Demokritos (460 – 370 SM)
Bagian terkecil dari suatu benda yang tidak bisa dibagi-bagi lagi disebut atomos atau atom.
c.       Empedokles (480 – 430 SM)
Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsur dan memperkenalkan tenaga penyekat/daya tarik-menarik dan daya tolak-menolak yang dapat mempersatukan atau memishkan unsur-unsur itu.
d.      Plato (427-345 SM)
Mempunyai titik tolak berpikir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya yang materialistik. Menurut Plato, keanekaragaman yang nampak ini sebenarnya hanya suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immaterial.
e.      Aristoteles ( 348 – 322 SM)
 - Berhasil membukukan intisari dari ajaran para ahli sebelumnya dan membuang hal-hal   yang tidak masuk akal.
-  Adanya   zat   tunggal  yang  disebutnya    ‘hule’   bentuknya  tergantung  dari kondisinya,    bisa    berbentuk    tanah,   air,   udara    atau   api.    Transmutasi  disebabkan oleh keadaan dingin,  lembab, panas dan kering.
-  Tidak  ada  ruang  yang hampa,  bila suatu ruang  tidak terisi oleh benda   akan  diisi oleh   sesuatu yang immaterial yaitu ether.
-  Ajaran yang terpenting adalah suatu pola   berpikir dalam   memperoleh   kebenaran berdasarkan logika.
PENUTUP
1.      KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu akan tetapi tidak berkembang atau disebut idle curiousity atau instinct. Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa, bagaimana dan mengapa demikian.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Perkembangan pengetahuan dan kebudayaan manusia pada zaman purba dapat diruntut jauh kebelakang, bahkan sebelum abad ke-15 SM, terutama pada zaman batu. Pengetahuan pada masa itu diarahkan pada pengetahuan yang bersifat praktis, yaitu pengetahuan yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat. Kapan mulainya zaman batu tidak dapat ditentukan dengan pasti, namun para ahli berpendapat bahwa zaman batu berlangsung selama jutaan tahun.

Reaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas.

Di beberapa negara, masyarakat telah bergerak ke tahapan pascailmiah dengan ketergantungan informasi yang lebih banyak dan pada komputer sebagai sistem eksper untuk mengolahnya. Seluruh kehidupan praktis sudah terkomersialisasi. Kebutuhan dan produksi mulai dipertukarkan melalui alat penukar surat atau kartu berharga sampai sampai ke perbankan elektronik, yang berlangsung dengan intensif  dan cepat.

Berdasarkan penjabaran yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahapan yang mempengaruhi perkembangan pola pikir manusia dari waktu ke waktu, yang pertama rasa ingin tahu dimana manusia sebagai makhluk berfikir memiliki rasa ingin tahu yang merupakan salah satu ciri khas manusia dan rasa ingin tahu itu selalu berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di sekelilingnya, kedua mitos dimana manusia juga ingin berusaha memenuhi kebeutuhan non fisik atau kebutuhan alam pikirannya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan maupun pengalamannya. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu, dan ketiga penalaran, setelah kemampuan berpikir manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan makin sempurna misalya teropong bintang yang semakin sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan orang dan mereka cenderung berpikir secara logis dengan menggunakan akal sehat (rasio).
            Oleh karena itu manusia berbeda dengan makhluk Tuhan lainnya, karena manusia satu-satunya makhluk yang diberikan akal pikiran oleh Allah SWT, dengan kata lain pola pikir manusia akan terus berkembang setiap zaman.
2.      SARAN
Hendaknya sebagai manusia kita selalu mengasah kemampuan berpikir kita, mengoptimalkan kemampuan otak dan mencari ilmu pengetahuan dengan dengan cara yang di redhai Allah sebagai wujud rasa syukur kita kepada sang Khalik. Demikian dengan isi makalah yang di sajikan, bila ada kesalahan dalam penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati sangat  mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
-      Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, 1991, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta. 
-          Mudzakir, Drs., dkk..1997. Filsafat Umum. CV. Pustaka Setia: Bandung
-          Munir, Misnal, Drs., M.Hum., dkk. 2006 Filsafat Ilmu. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
http://perkembanganpolapikirmanusiaberdsarkanmitos.wordpress.com/2012/11/28/hello-world/
 http://mahasiswauinmalang.blogspot.com/2013/07/perkembangan-pola-pikir-manusia.html

Komentar